Sebagai Umat Islam yang
beriman kepada Allah dan Rasulullah, kita semua dianjurkan untuk mencontoh
akhlaq dan keteladanan dari beliau Rasulullah Muhammad S.A.W. Banyak sekali
kisah-kisah Nabi dan para sahabat beliau yang sangat mulia dan menginspirasi.
Salah satu kisah yang masyur adalah sahabat Rasulullah Utsman bin ‘Affan Radiyallahuanhu. Dalam
satu riwayat di ceritakan, bahwa “Ustman berkata, Rasulullah Saw. bersabda: Siapakah
yang mau membeli sumur Ruma, kemudian menjadikan timbanya menjadi seperti timba
kaum muslimin (mewakafkan sumur tersebut)? Kemudian Usman Ra. membeli sumur
tersebut” [HR. al-Bukhari].
Hadis di atas muncul pada peristiwa setelah hijrah Nabi dari Makkah ke Madinah. Saat itu umat Islam tidak dapat menggunakan air karena yang memiliki sumberdaya air (sumur) hanyalah orang-orang Yahudi. Dikisahkan ketika umat Islam datang ke suatu sumur yang bernama Ruma, orang-orang Yahudi menutup sumur tersebut dan tidak mengizinkan penggunaannya selain orang yang Yahudi sendiri. Para sahabat mengadukan hal tersebut kepada Rasulullah, lalu beliau menyampaikan sabdanya di atas. Padahal saat itu sedang musim paceklik, cuaca panas terik dan gersang di kota-kota Jazirah Arab. Angin yang berhembuspun hawanya panas. Sumur-sumur di rumah warga kering kerontang. Kota Madinah sedang mengalami musim paceklik. Satu-satunya sumur yang sumber airnya masih mengalir adalah sumur Raumah, milik seorang Yahudi. Rakyat Madinah sudah merasa kahausan. Kaum muslimin dan warga Madinah terpaksa harus rela mengantri dan membeli air di sumur Yahudi tersebut.
Negosiasipun berlanjut, hingga akhirnya keduanya
sepakat untuk menggunakan secara bergantian. Sumur itu pun menjadi sumber mata
air untuk lahan disekitarnya, hingga ditanam kebun kurma. Rakyat Madinah
memanfaatkan kurma untuk berdagang dan hasilnya dimanfaatkan untuk umat.
Pelajaran/hikmah
Dari kisah
tersebut di atas, umat dapat men contoh bagaimana manajemen kepemimpinan dari
Rasulullah SAW, bahwasanya Rasulullah Saw mengecam perilaku memonopoli, apalagi jika
menyangkut kebutuhan paling dasar dari umat Islam. Rasulullah sebagai seorang
pemimpin mengerti benar dan
memiliki sense of crisis, yakni memahami apa yang paling dibutuhkan oleh umat
Islam dalam kondisi. Rasulullah meminta untuk membebaskan sumur, karena
merupakan sarana hidup dalam jangka panjang dan berkelanjutan, dan menyangkut
kebutuhan dasar kehidupan, yakni air. Disisi lain adalah Rasulullah mampu mengkondisikan
suasana fastabiqul Khoirot utk kehidupan akherat kepada para sahabat, sehingga
pribadi seorang sahabat seperti Usman Bin Affan, yang merupakan seorang
saudagar yang beriman tergugah untuk melaksanakan apa yang ditawarkan oleh
Rasulullah S.A.W.
Sahabat Usman
Bin AFfan R.A, imannya menuntunnya utk
lebih mencintai kehidupan akhirat yang kekal selamanya daripada harta benda dunia,
yang sementara. Usman Bin Affan adalah contoh sahabat yang mengajarkan bahwa
sanya harta adalah hanya sebagai kelengkapan dan dukungan untuk beribadah
kepada Allah. Usman Bin Affan RA, meletakkan hartanya ditangan dan tidak dihati.
Beliau mnggunakan harta utk kebutuhan dakwah Islam, dan memanglah demikian dakwah
Islam bisa tegak dengan dukungan harta.
Dari kisah
ini juga belajar tentang pemberdayan umat dalam jangka panjang. Usman R.A tidak membeli air, membungkus kemudian
membagikannya kepada umat Islam, namun Usman membeli dan mewakafkan sumur,,
dimana umat Islam masih harus datang membawa ember sendiri dan menimba
sendiri air dari sumur. Dari sinilah bagaimana
sebuah bentuk bantuan yang manfaatnya tidak instan atau langsung bisa dinikmati,
namun tetap membutuhkan daya upaya dari umat utk mendapatkan. Pemanfaatan ini
akan akan berlangsung terus menerus, karena Umat tidak hanya diberikan ikan
yang siap makan, namun diberikan pancing dan diajari bagaimana memancing,
sehingga bisa mendapatkan ikannya sendiri. Umat tidak hanya diberikan nasi
untuk di konsumsi, namun diberikan peralatan pertanian dan pendampingan,
sehingga bisa menanam sendiri.
Muhammadiyah
memiliki Lembaga Zakat yakni Lazismu. Ada yang bisa kita Tarik Relevansi dari
uraian diatas dengan program Lazismu tahun ini, adalah bahwa saat ini ada
pekerjaan rumah yang menunggu, yakni bagaimana Lazismu memfasilitasi umat
sehingga bisa mengembangkan potensinya utk mendapatkan kehidupan yang layak
dunia dan akhirat. Bagaimana Lazismu dapat mewujudkan Innovasi Sosial dengan mendorong
terselenggaranya program pemberdayaan yang saat ini paling dibutuhkan oleh umat
serta mendampingi umat dalam proses nya sehingga berjalan sesuai dengan
Visi dan MIsi yang diemban.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Setiap komentar hendaknya bernilai positif, memperhatikan etika dan tidak menyinggung SARA. Terimakasih.